ELSINDO, PALU- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag RI, Kamaruddin Amin mengatakan, tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi informasi harus menjadi perhatian bagi para Da’i saat ini.
“Agama tidak hanya berkaitan dengan moralitas, integritas, akhlak urusan akhirat, urusan metafisik, namun agama itu juga berkaitan dengan urusan, bahkan berkontribusi langsung dengan kehidupan di dunia ini, pembangunan bersentuhan dengan isu global, agama tidak boleh disimpan di ruang privat, agama tidak bisa hanya urusan domestik tidak terlibat di ruang publik,” kata Kamaruddin, usai mengukuhkan Pengurus Wilayah Majelis Da’i Kebangsaan (MDK) Provinsi Sulteng Periode 2023-2026, di salah satu Hotel di Palu, Jumat, 24 November 2023.
Salah satu alasan keberadaan MDK, kata Kamaruddin, tujuan utamanya untuk menjadikan agama ini (Islam) sebagai instrumen, wasilah, sarana yang akan berkontribusi terhadap pembangunan.
“Maka kita bersama-sama membawa agama ini, semakin berkualitas bermutu, diantaranya dapat berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kualitas kehidupan beragama bernegara dan berbangsa,” ujar Kamaruddin, sekaligus Rapat Kerja Wilayah Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi Sulteng.
Kamaruddin mengatakan, saat ini semua bisa mengakses informasi keagamaan melalui media sosial, sehingga para da’i harus bertransformasi sebagai tantangan kemajuan teknologi informasi.
“Da’i harus beradaptasi, tidak lagi cukup memadai tampil konvensional di ruang tradisional, tidak cukup ceramah berkumpul dalam ruang, kecuali pada pondok pesantren atau komunitas-komunitas. Secara umum di daerah perkotaan tidak mudah lagi menjangkau anak muda, generasi Z. Kita harus menggapai mereka menjangkaunya melalui media sosial, aktif dan produktif memilih ruang media sosial,” ujarnya.
Tantangan yang dihadapi Bangsa Indonesia semakin besar, dunia modern akibat tren globalisasi. Menurut Dirjen Kamaruddin, para Da’i berkewajiban menjangkau anak muda Indonesia, mendekatkan generasi muda dengan agamanya (Islam).
“Jika tidak mampu mencapai mereka, jangan sedih kalau lima sampai sepuluh tahun mendatang, anak-anak kita semakin tidak religius, menganggap agama menjadi tidak penting, cukup di hati saja, atau cukup spiritualitas saja,” jelasnya.
“Saya mengajak kita semua, mari kita memiliki visi yang sama untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia, dengan menggunakan instrumen yang powerful, efektif, menggunakan media sosial dengan konten-konten yang menarik, membahagiakan, menyejukkan, mendamaikan, dan berkualitas, dan produktif,” pungkasnya.
Kamaruddin mengajak, kepada para aktivis ulama, untuk mencontoh para nabi, para ulama bagaimana menyampaikan pesan-pesan keagamaan itu masuk ke diri kita, dakwah dengan menyejukkan, menentramkan. (*/AM)















