ELSINDO, PALU – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja yang impresif sepanjang 2022 dengan laba bersih sebesar Rp4,26 triliun atau mengalami pertumbuhan 40,68% secara tahunan (yoy). Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi menyampaikan rasa syukurnya atas capaian sangat impresif di tahun kedua yang merupakan hasil kerja solid dan strategi respon tepat (strategic response) BSI di tengah berbagai tantangan ekonomi di sepanjang tahun 2022.
“BSI terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri, mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan dan industri manufaktur lainnya,” ujar Hery dalam paparan kinerja BSI Triwulan IV Tahun 2022 yang digelar secara virtual, Rabu malam, 1 Januari 2023.
Memasuki usia 2 tahun, ia menyebutkan bahwa BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia, baik dari sisi jaringan, customer based, capital untuk dapat melayani umat dan nasabah. Apalagi, lanjut dia, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar.
“Alhamdulillah, di tahun kedua sejak berdirinya BSI mampu mencetak laba impresif. Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, kata Hery, pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp305,73 triliun atau tumbuh 15,24% secara year on year. Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).
“Peningkatan laba bersih juga didorong oleh pencapaian kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp261,49 triliun yang tumbuh 12,11% secara yoy, pembiayaan yang tumbuh 21,26% secara yoy menjadi Rp207,70 triliun , kualitas pembiayaan yang terjaga baik tercermin dari NPF Gross di level 2,42% serta peningkatan fee based income BSI Mobile mencapai Rp251 miliar, tumbuh 67% secara yoy,” katanya.
Sementara hingga Desember 2022, total pembiayaan BSI mencapai Rp207,70 triliun dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh konsumer sebesar Rp106,40 triliun atau tumbuh 25,94% secara yoy. Selain itu, pembiayaan wholesale sebesar Rp57,18 triliun atau tumbuh 15,80% secara yoy dan pembiayaan mikro yang mencapai Rp18,74 triliun juga tumbuh 32,71% secara yoy.
“Meningkatnya pemahaman literasi keuangan syariah di Indonesia juga menjadi pendorong pertumbuhan kinerja dan efektivitas layanan digital yang mampu menjangkau nasabah sesuai segmen. Capaian ini merupakan apresiasi bagi BSI atas kepercayaan nasabah terhadap kinerja positif industri perbankan syariah di Indonesia. Kedepan, perseroan secara kontinu akan lebih agile untuk mewujudkan BSI menjadi top 5 di pasar domestik dan top 10 di level global,” tutur Hery.
Dari sisi likuiditas, BSI mencatat perolehan DPK mencapai Rp261,49 triliun, yang didominasi oleh tabungan wadiah sebesar Rp44,21 triliun dan berada di peringkat ke 5 tabungan secara nasional dengan jumlah nasabah BSI mencapai 17,78 juta orang. Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,62%.
“Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari ROE (Return of Equity) sebesar 16,84% dan ROA (Return of Asset) sebesar 1,98%. Selain itu, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi yang tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 75,88%,” katanya.
BSI yakin kinerja positif di tahun 2022 akan terus berlanjut di tahun 2023, apalagi perseroan fokus untuk membangun Islamic Ecosystem dan memperkuat Ziswaf untuk kepentingan umat. Bahkan, BSI siap membawa babak baru industri keuangan syariah melalui business model layanan keuangan, sosial dan spiritual yang dapat menjawab segala kebutuhan nasabah.
“BSI terus menyasar nasabah – nasabah yang memiliki asset pertama, berpenghasilan tetap dan wirausaha. Pada 2022, BSI mencatat segmen pembiayaan konsumer (Griya, Oto, Multiguna) tumbuh melesat. Begitupula dengan wholesale berfokus pada pembiayaan sindikasi dan kolaborasi dengan Pemerintah, dan pembiayaan mikro berfokus pada penyaluran pembiayaan UMKM, KUR dan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah,” jelasnya. (TIM)