Dispusaka Sulteng Gelar Bimtek Literasi Informasi untuk Perkuat Budaya Baca Masyarakat

Mewakili Plt. Kepala Dispusaka Sulteng, Sekretaris Dispusaka Keong Makalalag, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi yang menyasar pustakawan, guru, dan pegiat literasi. (FOTO: FADEL)

ELSINDO, PALU– Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi yang menyasar pustakawan, guru, dan pegiat literasi. Kegiatan ini mengusung tema “Kecakapan Literasi Informasi Pustakawan, Guru dan Literasi, untuk Penguatan Literasi Masyarakat” dan bertujuan memperkuat kemampuan dalam mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara bijak di tengah era digital yang sarat dengan informasi tidak valid.

Mewakili Plt. Kepala Dispusaka Sulteng, Sekretaris Dispusaka Keong Makalalag menyampaikan bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perpustakaan menjadi langkah penting menghadapi tantangan globalisasi.

“Pustakawan, guru, dan pegiat literasi adalah garda terdepan dalam membentuk budaya baca. Mereka harus dibekali literasi informasi agar mampu membangun jaringan masyarakat gemar membaca di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah,” ujar Keong, di Aula Dispusaka Sulteng, pada Senin, 16 Juni 2025.

Keong menambahkan bahwa perpustakaan kini berperan strategis dalam pembangunan berkelanjutan, terutama dalam meningkatkan akses terhadap informasi akurat dan keterampilan literasi masyarakat.

Dispusaka mencatat kemajuan signifikan dalam Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Sulawesi Tengah. Pada tahun 2023, IPLM berada di posisi ke-26 dari 38 provinsi dengan nilai 69,43. Namun, pada 2024 meningkat ke posisi ke-17 dengan nilai 71,70. Untuk tingkat kegemaran membaca, Sulawesi Tengah berada di posisi ke-26 dengan skor 56,86.

“Tentu capaian ini merupakan hasil kerja keras semua pihak. Namun, masih diperlukan pembinaan dan pengembangan literasi yang berkelanjutan agar capaian tersebut meningkat secara merata,” ungkap Keong.

Bimtek ini menekankan pentingnya peran pustakawan sebagai pengelola pengetahuan, guru sebagai pendidik yang mampu mengintegrasikan literasi informasi ke dalam pembelajaran, serta pegiat literasi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah pelosok.

“Di era banjir informasi, kemampuan menyaring informasi valid dari hoaks sangat krusial. Bimtek ini menjadi investasi jangka panjang untuk membentuk masyarakat yang cerdas, kritis, dan adaptif,” terang Keong.

Tiga Wilayah Tertinggi dan Terendah IPLM

Berdasarkan data Dispusaka, tiga daerah dengan nilai IPLM tertinggi di Sulawesi Tengah tahun 2024 adalah:

1. Kota Palu – 91,10
2. Kabupaten Banggai Kepulauan – 85,27
3. Kabupaten Toli-Toli – 72,18

Sedangkan tiga daerah dengan nilai terendah adalah:

1. Kabupaten Parigi Moutong – 39,35
2. Kabupaten Banggai – 43,37
3. Kabupaten Banggai Laut – 46,69

Keong berharap kegiatan Bimtek seperti ini terus digalakkan dan menjadi bagian dari transformasi perpustakaan sebagai pusat pembelajaran masyarakat. “Mari terus bangun masyarakat yang ‘Berani Cerdas Sulteng Nambaso’, karena literasi adalah fondasi utama menuju kemajuan,” tutupnya. (del)