Puisi  

GESTOK

Oleh: N. Muhammadong

Dalam pekatnya malam,
teror menyelinap perlahan.
Menyusup tanpa suara,
malapetaka pun terjadi.
Mereka menculik dan membunuh.
Menarik nyawa tanpa ampun.

Kepergian itu begitu tragis.
Tak sempat kata perpisahan,
hanya kabar kematian
yang datang.
Hati hancur berkeping-keping.
Jeritan tak lagi terdengar.
Suara telah habis,
karena ditelan duka
yang mengoyak jiwa.

Rakyat bingung.
Terdengar berita simpang-siur
Ada dewan revolusi
Ada dewan jenderal
Keduanya menyatakan,
terjadi usaha penggulingan.
Semua menyatakan
membela Bung Karno.

Pun kabar menyeruak.
Tentang harum bunga
yang bercampur darah
dari lubang buaya
Tentang makam gelap,
dari tubuh-tubuh
yang dinistakan.

Gestok ..
Adakah tangan-tangan
yang sengaja membiarkan
darah tumpah begitu saja?
Apakah tragedi itu,
hanyalah sandiwara panjang
yang mengantarkan seseorang
naik ke singgasana kuasa?
Pertanyaan itu masih
menggantung di langit
negeri ini.