ELSINDO, PALU – Kenaikan harga bawang merah yang naik di sejumlah pasar tradisional di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mempengaruhi omset pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Palu yang juga mengalami penurunan.
“Kenaikan harga bawang merah sejak awal tahun sangat berdampak signifikan dari segi penjualan,” kata pemilik Raja Bawang Adi, di Palu, Minggu (28/1/2024).
Menurutnya, karena naiknya harga bawang omset pendapatannya menurun 20-30 persen dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi itu, kata dia, diperparah dengan pengunjung outlet yang mengalami penurunan di awal tahun ini. Namun, Adi memilih tidak ikut menaikan harga produk olahannya, karena tak ingin pelanggannya berpaling ke pelaku UMKM lainnya.
“Harga produk olahan kami bervariasi, kemasan ukuran 50 gram dijual Rp17 ribu. Sedangkan 500 gram sekitar Rp150 ribu. Harga bawang merah sekarang sudah kisaran Rp50 ribu perkilogram,” jelasnya.
Bahkan, alternatif pemasaran melalui platform media sosial juga tak mampu meningkatkan omset pendapatan, khususnya terhadap pada jenis olahan bawang goreng.
Ia mengatakan, Raja bawang goreng juga mengolah produk, seperti sambal Roa, Abon, teh kelor dan kue tradisional Bagea Kelor.
“Ini dilakukan sesuai perkembangan pasar digital, karena penting sekali menggunakan media sosial dalam mempromosikan produk. Orang luar Kota Palu bisa lihat dan langsung pesan secara online,” pungkasnya. (FA)