ELSINDO, PALU- Pelantikan dr. Reny A. Lamadjido, S.Pak., M.Kes sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Sulawesi Tengah menjadi penanda kuat sinergi antara organisasi profesi dan pemerintah daerah dalam mewujudkan layanan kesehatan yang inklusif dan berkeadilan.
Dilantik langsung oleh Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, dr. Reny menegaskan komitmennya untuk mengawal berbagai program strategis Pemprov Sulteng, khususnya di sektor kesehatan.
Salah satu fokus utama yang disoroti adalah Program Berani Sehat, program unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang menargetkan seluruh masyarakat tercover Universal Health Coverage (UHC).
“Tidak boleh ada lagi masyarakat Sulawesi Tengah yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Cukup dengan identitas kependudukan, iuran BPJS Kesehatan ditanggung oleh pemerintah provinsi,” jelas dr. Reny.
Selain peningkatan akses layanan kesehatan, perhatian juga diberikan pada penguatan organisasi profesi dan perlindungan dokter. Ketua Umum PB IDI dalam sambutannya mengingatkan kembali tujuan berdirinya IDI sejak 24 Oktober 1950, yakni membantu negara meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menegakkan etika kedokteran.
PB IDI juga menyoroti sejumlah isu krusial, mulai dari ketentuan Satuan Kredit Profesi (SKP) hingga persoalan hukum yang menjerat dokter, khususnya terkait Undang-Undang Kesehatan Pasal 308.
“Profesi dokter tidak bisa disamakan dengan pelaku usaha. Dokter adalah pekerja sosial yang mengabdikan diri pada kemanusiaan,” tegas Slamet Budiarto.
Melalui kepemimpinan dr. Reny Lamadjido, IDI Sulawesi Tengah diharapkan semakin solid dalam mengadvokasi kepentingan dokter, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tengah. (**)















