Pontren di Sulteng Diharap Aktif Update Regulasi Terbaru

ELSINDO,PALU– Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag RI, Prof. Dr. KH. Waryono Abd. Gafur, resmi menutup Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kanwil Kemenag Sulteng, di salah satu Hotel di Palu, baru-baru ini.

Direktur PD Pontren Kemenag RI, Waryono mengharapkan, pengasuh pesantren lebih aktif mengupdate informasi terbaru, terkait dengan regulasi atau kesempatan yang ada di Kemenag, maupun Kementerian yang lain.

“Saya juga berharap lewat Rakor ini dapat membangunkan jejaring antar pesantren dan lembaga, sehingga misalnya ada Pontren yang kekurangan tenaga pengajar, mungkin di tempat lain sudah banyak melahirkan ustadz tentunya diharap bisa saling kerjasama dalam membantu mengajar di Pontren yang kekurangan tenaga pengajar,” kata Waryono, di Palu.

Selain itu, kata Waryono, di Pontren ini diharapkan bukan hanya ada organisasinya seperti Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), tetapi juga organisasi itu bisa dijalankan dengan baik agar pesanya itu bisa saling menguatkan.

“Kami dari Kemenag lebih pada mengigatkan bahwa masalah kebangsaan ini harus menjadi komitmen kita semua, karena ada indikasi di masyarakat tetapi kecil, katanya wawasan kebangsaan di Pontren mengalami visit, karena tertarik dengan tawaran-tawaran yang belum jelas juga penawaranya. Makanya penting diingatkan di Pontren komitmen kepada negara kesatuan RI,” ujarnya.

Waryono juga mengatakan, di Kemenag saat ini memiliki program kemandirian pesantren melalui inkubasi. “Maka sekarang ini kami tawarkan kepada pesantren-pesantren kami beri pancing bukan kami beri ikan. Karena kalau kita beri ikan habis, maka kita beri pancing agar mereka bisa mencari ikan minamal di tempatnya sendiri,” jelasnya.

Kata dia, program inkubasi ini bertujuan agar Ponpes mampu menjalankan tiga fungsi pesantren secara optimal dalam bidang pendidikan, dakwah dan pemberdayaan.”Kami ingin pemerintah hadir untuk pesantren,” ungkapnya.

Waryono mengharapkan, semakin banyak Pontren di Sulteng yang mendapat bantuan inkubasi, karena Kemenag akan membantu 1.500 pesantren, namun baru 1.100 yang mendaftar.

“Kami juga memfasilitasi pesantren-pesantren ini untuk mendirikan badan usaha, agar mendapatkan kemudahan dan sekaligus menjejaringkan dengan Kementerian/Lembaga,” ujarnya.

Waryono mengungkapkan, hampir semua kementerian/lembaga mempunyai program untuk membantu pesantren, misalnya bantuan untuk pesantren daerah pesisir dan pontren berbasis pertanian, koperasi serta beasiswa pendidikan dan lainnya.(*/AH)