ELSINDO, PALU – SMP Labschool Untad Palu menyambut baik Surat Edaran Bersama (SEB) tiga Menteri tentang pembelajaran selama bulan Ramadan. Sekolah ini bahkan berkomitmen menjadikan bulan suci sebagai momentum untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan bagi siswa.
“SEB ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan edaran tahun sebelumnya, hanya saja ada tambahan terkait model pembelajaran yang akan diterapkan,” ujar Kepala SMP Labschool Untad Palu, Amir, S.Ag, M.Pd.I, Kamis, 30 Januari 2025.
Amir menegaskan, bahwa pihaknya akan mengarahkan kegiatan sekolah selama Ramadan pada pembentukan karakter religius siswa. “Kami sudah rapat dengan para guru, dan saya sampaikan bahwa selama satu bulan Ramadan ini, kita jadikan sekolah sebagai Madrasah Rohania. Tinggal bagaimana kita mengatur jadwal kegiatannya,” jelasnya.
Seperti tahun sebelumnya, SMP Labschool akan memulai aktivitas pagi dengan Salat Dhuha, dilanjutkan dengan kultum dan tadarus Al-Qur’an. Selain itu, kajian-kajian keagamaan juga akan digelar guna memperkaya pemahaman siswa tentang Islam.
“Kami juga akan mengadakan pesantren kilat selama dua hari, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah,” tambah Amir.
Terkait efektivitas kehadiran siswa selama Ramadan, pihak sekolah akan terus berkoordinasi dengan orang tua melalui grup WhatsApp masing-masing wali kelas. “Bukan hanya anak-anak yang kami kontrol, tetapi juga melibatkan orang tua untuk mengawasi mereka,” jelasnya.
Jam belajar selama Ramadan pun mengalami penyesuaian. Aktivitas sekolah akan dimulai pukul 08.00 hingga setelah Salat Zuhur, sekitar pukul 12.45 WIB. “Kami memahami kondisi anak-anak yang mungkin kelelahan karena bangun lebih awal saat sahur. Oleh karena itu, setelah Zuhur mereka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing,” jelas Amir.
Meski berfokus pada kegiatan keagamaan Islam, SMP Labschool juga tetap memfasilitasi siswa non-Muslim yang berjumlah sekitar 20 orang. “Kami menyediakan tempat khusus bagi mereka untuk melaksanakan ibadahnya, seperti yang biasa dilakukan setiap Ramadan,” tambahnya.
Amir berharap, melalui program ini, karakter siswa dapat semakin terbentuk dan mereka mampu menghayati nilai-nilai keagamaan dengan lebih baik.
“Selain mengikuti kegiatan sekolah, siswa juga akan diberikan buku kontrol keagamaan yang harus mereka isi selama Ramadan. Ini menjadi bagian dari pembentukan karakter yang lebih disiplin dan religius,” tutupnya. (del)















