ELSINDO, DONGGALA– Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan terobosan baru dalam percepatan penurunan stunting melalui skema Makan Bergizi Gratis (MBG) khusus anak stunting yang tidak diseragamkan, melainkan disesuaikan dengan kondisi gizi masing-masing anak.
Komitmen tersebut ditegaskan Gubernur Sulawesi Tengah saat mencanangkan Program Inovasi Berani Pelita Hati (Peduli Kesehatan Ibu dan Anak) di Posyandu Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sabtu (20/12/2025).
“Lebih bagus kita buatkan MBG khusus untuk anak stunting. Jangan disamaratakan. Karena ibu yang paling tahu apa yang dimakan anaknya. Negara hadir membantu, tapi tetap berbasis keluarga,” tegas Gubernur di hadapan kader posyandu dan warga.
Gubernur meminta seluruh OPD segera menyiapkan skema teknis, dengan melibatkan pemerintah desa, PKK, dan tenaga kesehatan agar bantuan gizi benar-benar menyentuh keluarga sasaran. Bahkan, ia mengusulkan pola satu OPD mendampingi satu anak stunting, dengan estimasi bantuan Rp15 ribu per hari atau sekitar Rp400–450 ribu per bulan.
“OPD jangan datang ke rumah binaan dengan tangan kosong. Bawa telur, buah, susu. Bukan hanya anaknya, ibunya juga harus kita perhatikan,” tandasnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Gubernur menetapkan target evaluasi enam bulan ke depan, tepatnya Juli 2026. Ia menargetkan 29 anak stunting di Desa Nupabomba bisa keluar dari kategori stunting melalui intervensi terpadu.
Program Berani Pelita Hati akan dijadikan pilot project di Desa Nupabomba dan Desa Ganti, sebelum direplikasi ke desa-desa lain di Sulawesi Tengah. (**)















