Wagub Sulteng Soroti Lonjakan Kasus AIDS, TB, dan Malaria di Lima Daerah Belum Eliminasi

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK. (FOTO: HUMAS PEMPROV)

ELSINDO, PALU– Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, menyoroti tingginya angka kasus penyakit AIDS, Tuberkulosis (TB), dan Malaria di Sulawesi Tengah yang masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan kesehatan daerah.

Hal itu disampaikan saat membuka kegiatan Lokakarya Petunjuk Teknis Integrasi dan Kebijakan Nasional Terkait AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) di Hotel Parama Su, Palu, Senin (7/7/2025).

“Dari 13 kabupaten/kota, delapan daerah telah mencapai eliminasi malaria. Sementara lima kabupaten lainnya, yakni Banggai Kepulauan, Donggala, Tojo Una-una, Morowali, dan Morowali Utara masih belum. Kita terus dorong percepatan eliminasi di daerah-daerah tersebut,” ujar Reny.

Selain malaria, Wakil Gubernur juga mengungkapkan bahwa kasus AIDS dan TB di Sulteng menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), jumlah kasus AIDS pada tahun 2023 tercatat sebanyak 696 kasus, naik menjadi 702 pada 2024, dan hingga Mei 2025 telah mencapai 336 kasus. Lebih memprihatinkan lagi, angka kematian akibat AIDS pada 2023 mencapai 157 orang, tahun 2024 sebanyak 73 orang, dan tahun 2025 hingga bulan Mei sudah 28 orang meninggal dunia.

“Ini sangat mengkhawatirkan. Artinya, AIDS sudah menjadi masalah besar yang harus kita waspadai bersama. Tren peningkatannya setiap tahun menunjukkan akumulasi yang serius,” tegas Reny.

Sementara untuk Tuberkulosis, data menunjukkan peningkatan kasus yang cukup signifikan. Pada tahun 2023, penderita TB tercatat sebanyak 7.963 orang dengan 23 di antaranya meninggal dunia. Angka itu meningkat pada 2024 menjadi 8.272 penderita dengan 30 kematian. Sedangkan hingga Mei 2025, tercatat 4.085 kasus dengan 16 kematian.

Dengan diselenggarakannya lokakarya ini, Reny berharap dapat meningkatkan pemahaman, kesadaran, serta komitmen lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tiga penyakit menular tersebut.

“Saya berharap pertemuan ini menghasilkan kesepakatan dan rencana aksi yang terintegrasi, baik dari pusat hingga ke daerah,” pungkasnya.

Kegiatan lokakarya ini diikuti oleh perwakilan dari Kota Palu, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Morowali, serta dihadiri oleh ADINKES Halik Sidik, S.T., M.E., Plt. Kadis Kesehatan Sulteng Wayan Apriani, S.KM., M.Epid, serta Program Koordinator RDSH AIDS, TBC, Malaria Sulteng, Hamiluddin, S.KM. (**)