ANL Inginkan Debat Calon Walikota Sesuai Dengan Kebutuhan Daerah

Calon Walikota Palu, Dr Hidayat M.Si., bersama Calon Wakil Walikota, Andi Nur B. Lamakarate (ANL) pada Rapat Pleno Pengundian dan Penetapan Nomor Urut pasangan calon yang digelar KPUD Kota Palu, Senin malam, 23 September 2024. FOTO : istimewa.

ELSINDO, PALU – Calon Wakil Wali Kota Palu, Andi Nur B. Lamakarate (ANL) mengatakan sebaiknya tema debat kandidat calon wali kota Palu disesuaikan dengan kebutuhan daerah. 

Hal itu disampaikan pasangan Dr Hidayat M.Si., ini usai acara Rapat Pleno Pengundian dan Penetapan Nomor Urut pasangan calon yang digelar KPUD Kota Palu, Senin malam, 23 September 2024. 

“Kita harapkan penyelenggara Pemilu yakni KPUD Palu untuk tema debat sesuai kebutuhan daerah kita, apa yang dirasakan masyarakat Kota Palu saat ini. Misalnya tentang keamanan, dimana para orang tua merasa resah ketika anak-anaknya keluar kerja kelompok pulang jam 10 malam, karena banyak begal,” kata Andi Nur Lamakarate.

“Selanjutnya, tingkat pengangguran di Kota Palu yang masih tertinggi di Sulawesi Tengah, bagaimana solusinya. Dan, bagaimana cara mengisi kas daerah. Karena kami sudah dituduh membodoh bodohi rakyat, menghapus pajak tidak tahu uangnya dari mana. Hal hal inilah yang perlu digali,” sambung Ketua DPC Gerindra Kota Palu ini.

Sosok yang akrab disapa Anca ini mengatakan, berinovasi sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan adalah salah satu cara efektif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

“Sebenarnya, banyak cara untuk meningkatkan PAD. Bagikami pengusaha, dimana ada kekurangan di situ sebenarnya ada peluang bisnis. Contoh, dulu siapa yang mau masuk atau berinvestasi di Indonesia, karena mau masuk Indonesia tidak ada listrik. Harusnya orang Indonesia mencari peluang itu dengan membangun pembangkit listrik, bisa berdagang listrik sama PLN,” ungkapnya.

“Hal itu sama dengan kondisi di Kota Palu. Kita itu punya pendapatan daerah dari Galian C dan Poboya, sekarang bagaimana caranya memaksimalkan itu. Di Galian C ada pemasukkan, tapi berdampak, ada debu dan ispa, serta banjir. Nah hal ini, digali oleh para kandidat, apa solusinya,” sambung Anca.

Kata Anca, mengapa hal ini penting untuk diperdebatkan, karena penyelenggaraan Pilkada itu dibiayai oleh kas daerah. “Coba kita lihat sekarang, jumlah TPS saja berkurang, sekarang jumlahnya kurang lebih 507 TPS. Saya yakin tingkat partisipasi pemilih ini bisa menurun, karena TPS dikecilkan, pemilih banyak. Bayangkan, dari 1.072 TPS pada Pileg/Pilpres, 300 orang per 1 TPS, sekarang jumlah TPS berkurang setengah, karena apa, kemampuan PAD kita untuk menyelenggarakan pesta demokrasi terbatas,” ungkapnya.

Menurutnya, ini adalah dampak dari ketidakmampuan pemerintah berkreasi meningkatkan PAD Kota Palu. “Akhirnya efeknya terjadi di semua lini. Sedangkan saat ini Pemerintah Kota Palu hanya fokus pada beberapa bidang, yakni kebersihan dan taman taman. Apakah ini bisa mensejahterakan masyarakat, menurunkan jumlah pengangguran, menurunkan angka kemiskinan yang 6,9 persen itu,” tegasnya.

Selain itu, Andi Nur Lamakarate menambahkan pihaknya menginginkan ada debat calon wakil wali kota. “Tentu debat calon wakil wali kota sebaiknya ada. Di sini akan dikupas apa fungsi dan tugas wakil,” jelasnya. (**)