ELSINDO, PALU- Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Ulyas Taha, meminta jemaah haji Sulteng yang akan berangkat tahun ini untuk segera mempersiapkan diri.
“Kepada calon jemaah haji hendaknya segera mempersiapkan segala hal mulai dari kesehatan, dana pelunasan, perbanyak ibadah, dan tentu membaca buku manasik yang dikeluarkan oleh Kemenag,” kata Ulyas, melalui ponselnya, baru-baru ini.
Penetapan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), telah ditetapkan pada rapat kerja antara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Komisi VIII DPR, di Kompleks MPR/DPR, Senayan Jakarta, pada Rabu kemarin.
“Alhamdulillah BPIH 2023 telah ditetapkan. Hal ini sudah melalui pembahasan yang sangat intens dan mempertimbangkan berbagai hal secara komprehensif,” ungkapnya.
Ulyas berharap, semoga ini menjadi kabar baik baik bagi masyarakat, khususnya seluruh jemaah haji.
Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, berdasarkan rilis Kemenag, pemerintah (Kementerian Agama) bersama Komisi VIII DPR RI telah sepakat menetapkan BPIH tahun haji 2023 dengan rata-rata Rp 90 juta per jemaah haji reguler. Jumlah ini sekitar Rp8 juta lebih sedikit dibanding usulan awal pemerintah.
Dari total tersebut, Rp49 juta lebih atau 55,3 persen dibebankan langsung kepada jemaah haji atau yang dikenal dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). Sementara Rp40 juta atau 44,7 persen, sisanya ditanggung oleh dana nilai manfaat yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Sebelumnya dalam Raker bersama Komisi VIII pada 19 Januari 2023, Kemenag mengusulkan rerata BPIH 2023, sebesar Rp 98 juta dengan komposisi Bipih sebesar Rp 69 juta atau 70 persen dan nilai manfaat atau optimalisasi sebesar Rp29 juta atau 30 persen.
Usulan ini berangkat dari pentingnya memperhatikan aspek keadilan dan kesinambungan pengelolaan dana haji, dalam kebijakan pemanfaatan hasil pengembangan dana haji atau nila i manfaat. (*/AH)