ELSINDO, PALU– Sebanyak 200 orang praktisi dan calon jemaah haji Kota Palu mengikuti Sosialisasi Standar Pelayanan Bimbingan Manasik dan Perjalanan Haji, Sabtu (13/9/2025), di Asrama Haji Transit Palu. Kegiatan ini digelar atas kerjasama Anggota Komisi VIII DPR RI, Matindas J. Rumambi, dengan Badan Penyelenggara Haji dan Umrah (BPHU) RI, serta didukung Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah.
Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Kakanwil Kemenag Sulteng, Muchlis, dan turut dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Matindas J. Rumambi (Anggota DPR RI Komisi VIII), Suviyanto (Kasubdit Dukungan Pengendalian Pergerakan Petugas Haji Masyair BPHU RI), serta Ulfa Y. (Kasi PHU Kemenag Kota Palu). Hadir pula pimpinan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) serta mitra pelaksana haji dan umrah se-Kota Palu.
Dalam sambutannya, Muchlis menekankan pentingnya manasik haji sebagai bekal utama.
“Melalui manasik haji ini diharapkan jemaah bisa memahami rukun-rukun haji agar ibadahnya lebih mantap. Banyak contoh jemaah di Tanah Suci yang kebingungan karena tidak menguasai manasik dengan baik. Harapan kami, semua jemaah mampu meraih predikat haji mabrur,” ujarnya.
Sementara itu, Suviyanto dari BPHU RI menyoroti panjangnya daftar tunggu haji serta pentingnya peningkatan layanan.
“Yang daftar haji kini mencapai 5,7 juta orang. Dengan kuota terbatas, antrian tunggu bisa bertahun-tahun. Karena haji adalah ibadah fisik, manasik menjadi kunci agar jemaah lebih siap menjalani setiap tahapan ibadah. Sosialisasi seperti ini dilaksanakan di lebih dari 100 titik untuk memastikan layanan kepada jemaah terus meningkat,” jelasnya.
Anggota DPR RI Komisi VIII, Matindas J. Rumambi, menambahkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji kini telah mengalami perubahan kelembagaan.
“Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah tidak lagi sepenuhnya di bawah Kementerian Agama, melainkan menjadi tanggung jawab Kementerian Haji dan Umrah berdasarkan UU terbaru,” tegasnya.
Matindas juga menyampaikan sejumlah catatan evaluasi dari Tim Pengawas Haji 1446H/2025M, yang meliputi kebijakan, akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga layanan kesehatan. Semua temuan tersebut, katanya, akan menjadi bahan penting untuk perbaikan penyelenggaraan haji di masa mendatang.
Acara ditutup dengan dialog interaktif yang membuka ruang masukan dari para jemaah. Suasana penuh optimisme mengiringi kegiatan tersebut, dengan harapan melalui pembekalan yang maksimal, jemaah haji asal Palu dapat berangkat dengan kesiapan lahir batin, melaksanakan ibadah dengan khusyuk, dan kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur. (**)