Kuartal ll-2022, Laba Bersih BSI Rp2,13 Triliun

Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah), Direktur Retail Banking BSI Ngatari (kiri), Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii (dua dari kiri), Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho (tiga dari kanan), Direktur Risk Management Tiwul Widyastuti (dua dari kanan), Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi (kanan) saat paparan kinerja BSI kuartal II/2022. FOTO : Dokumentasi BSI

Elsindo, Palu – Di tengah kondisi perekonomian yang menantang akibat gejolak ekonomi global, pada kuartal II/2022, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tercatat mampu membukukan laba bersih mencapai Rp2,13 triliun atau tumbuh 41,31% year on year (yoy). 

 

“Kami berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang pertengahan tahun ini. Hal itu dipengaruhi oleh kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan sehingga bertumbuh sehat dan intermediasi yang terus membaik,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam pemaparan melalui zoom meeting di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

 

Sejauh ini, kata Hery, hal tersebut mendukung profitabilitas BSI yang terus mmenunjukkan peningkatan dengan laba bersih tumbuh dobel digit menjadi Rp2,13 triliun per Juni 2022. Menurutnya, BSI semakin optimistis bahwa dorongan berbagai pihak semakin memperkokoh kinerja perseroan. 

 

“Sehingga pada akhir tahun nanti capaian perseroan akan dapat memenuhi target yang diharapkan. Berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan perseroan pada tengah tahun ini juga menjadi salah satu strategi untuk menguatkan BSI dari sisi aspek permodalan,” kata Hery.

 

Kinerja positif ini juga didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 244,66 triliun atau mengalami pertumbuhan sekitar 13,07% dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro dan deposito. 

 

“Kepercayaan masyarakat terhadap tabungan BSI menghantarkan tabungan BSI berada pada posisi Top 5 industri perbankan nasional. Tabungan wadiah menjadi salah satu produk yang diminati masyarakat karena bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang modern dan mudah diakses,” ujarnya.

 

Sedangkan, ia menyebut dari sisi bank menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi bagi hasil. Selain itu, kinerja positif juga didukung oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat. Pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp191,29 triliun naik 18,55%. 

 

“Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13%, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66%, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34%, pembiayaan kartu tumbuh 22,87% dan gadai emas tumbuh 20,07%. Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74%. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93%,” sebutnya. 

 

 Bukan itu saja, lanjut dia, kinerja yang solid dan sehat juga ditunjukan dari pertumbuhan aset sebesar 12,46% secara yoy menjadi Rp277,34 triliun. Sementara itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50%.

 

“Untuk ke depannya, BSI akan fokus pada investasi berkelanjutan serta pengembangan islamic ecosystem sesuai dengan semangat ekonomi hijau berlandaskan ESG (Environmental, Social, and Governance) yang saat ini sedang diperkuat oleh pemerintah dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital sejalan semangat transformasi di tubuh BSI,” kata Hery.

 

Per Juni 2022, user pengguna BSI Mobile mencapai 4,07 Juta user naik sebesar 81% secara yoy. Jumlah pengguna yang semakin meningkat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun Internet Banking. 

 

“Dimana saat ini profil nasabah BSI sebanyak 97% telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp119 miliar,” tuturnya. (TIM