Masjid Diharap Jadi Ramah Anak dan Lingkungan

ELSINDO, PALU- Mewakili Kakanwil Kemenag Sulteng, Kepala Bidang Bimas Islam, H. Junaidin mengatakan, di tahun 2023 hingga 2024 sudah memasuki tahun politik, olehnya itu pemerintah berharap semua elemen termasuk para pengurus masjid, untuk bersama-sama menjaga kondusifitas kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.

“Bagaimana kita menciptakan masjid yang ramah, tidak saja ramah anak tetapi juga ramah lingkungan. Terkait ramah anak yang dimaksudkan sebagai contoh kecil saja, tempat wudhu yang bisa dijangkau oleh anak-anak, karena di masjid bukan hanya orang tua yang hadir tetapi juga anak-anak,” kata Junaidin, di Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Masjid, di salah satu Hotel di Palu, Rabu, 1 Maret 2023.

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari, sejak Rabu 1 hingga Jumat 3 Maret 2023, diikuti sekitar 50 imam masjid dari Kota Palu, Sigi dan Donggala.

Termasuk, kata Junaidin, sarana disabilitas bagaimana masjid itu dapat memfasilitasi sarana disabilitas, misalnya untuk orang tua jompo masjid siapkan kursi lipat, ini perlu juga di siapkan di masjid. Hal tentunya juga bentuk keramahan pengurus masjid terhadap jemaah yang hadir utamanya para orang tua.

“Kemudian diantaranya juga ramah lingkungan, termasuk sanitasinya harus baik itu masjid, seperti Toiletnya. Terkadang jika kita berkunjung di satu masjid, melihat toiletnya kotor itu sudah membuat jemaah merasa tidak enak, maka ini perlu diperhatikan juga, kami selaku pemerintah sangat terbantu apabila ada suatu wadah atau organisasi masyarakat yang ikut membantu membersihkan masjid seperti toiletnya, kami begitu mendukung tentang hal tersebut,” ujarnya.

Maka dari itu, kata Junaidin, program ramah masjid ini menjadi tantangan bersama khususnya para pengurus masjid, bagaimana menciptakan masjid itu ramah terhadap segala hal, sehingga membuat jemaah nyaman untuk berkunjung ke masjid tersebut.

“Disamping itu ada peningkatan literasi keagamaan yang akan menyentuh masjid, maka ada namanya perpustakaan masjid. Untuk mendapatkan bantuan perpustakaan masjid ini, ada syarat-syaratnya seperti harus ada ruanganya tersendiri,” ungkapnya.

Diakhir sambutan, Junaidin kembali mengigatkan, tentang tahun politik pemerintah dalam hal ini Presiden, Menteri Agama RI terus mengigatkan, bagaimana memproteksi masjid itu dari kegiatan-kegiatan politik identitas.

“Memang gesekan-gesekan itu pasti ada terjadi di tengah-tengah masyarakat karena beda pilihan, tetapi jika masjid itu sudah dijadikan sebagai tempat politik identitas, maka sudah jelas ramah lingkungan tidak akan tercipta dengan baik, jangan kemudian di masjid itu didominasi oleh tokoh-tokoh politik yang ingin membangun citra, itu harus diproteksi bersama. Hindarkan kegiatan-kegiatan seperti itu, dan ini selalu diwanti-wanti oleh pemerintah di tahun Politik,” pungkasnya. (*/AH)