ELSINDO, PALU– Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah menargetkan pengurangan angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi 2 persen pada tahun 2025. Saat ini, angka pengangguran lulusan SMK di Sulteng masih berada di kisaran 5 persen, sesuai data terbaru yang dirilis.
Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah, Yudiawati V. Windarrusliana, mengungkapkan bahwa upaya intensif sedang dilakukan untuk memastikan lulusan SMK bisa langsung bekerja setelah lulus. Salah satu langkah strategis adalah menjalin kerja sama dengan industri dan dunia usaha, terutama di kawasan Morowali dan Morowali Utara.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, lulusan SMK secara nasional menyumbang angka pengangguran hingga 8,9 persen. Di Sulteng sendiri, angkanya mencapai 5,3 persen, yang menunjukkan tantangan besar bagi kami untuk memperbaiki situasi ini,” ujar Yudiawati dalam wawancara di ruang kerjanya, Jumat, 29 September 2024.
Maka, kata Yudiawati, Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah telah melakukan tracer study pada tahun 2024 untuk melacak keberadaan lulusan SMK. Hasilnya, 35,66 persen lulusan SMK di Sulteng telah bekerja, 15,75 persen berwirausaha, dan 19,53 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Meski demikian, masih ada 5,43 persen lulusan yang menganggur, lebih rendah dibanding angka nasional.
“Dalam menanggapi tantangan ini, Dinas Pendidikan berfokus pada sinkronisasi pendidikan vokasi dengan kebutuhan pasar kerja,” jelasnya.
Kata Yudiawati, salah satu langkah nyata adalah, membuka program kompetensi sesuai permintaan pasar di SMK yang ada di Morowali, Morowali Utara, dan Palu, khususnya yang berhubungan dengan industri nikel dan kebutuhan tenaga kerja terampil, seperti pengemudi alat berat.
“Sekolah-sekolah kejuruan di wilayah ini, seperti SMKN 8 Palu dan SMK di Bungku Timur, telah menyesuaikan program mereka agar lulusan langsung bisa diterima di dunia kerja,” tambah Yudiawati.
Dengan pendekatan ini, Yudiawati berharap, angka pengangguran lulusan SMK di Sulawesi Tengah akan terus menurun, sejalan dengan target besar di tahun 2025. (del)