ELSINDO, PALU– Kepala Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulteng, H. Muchlis, mengungkapkan, kuota haji untuk Provinsi Sulawesi Tengah tahun ini mencapai 1.993 jemaah. Kuota tersebut terdiri atas 1.870 jemaah reguler dan 100 jemaah lansia prioritas, serupa dengan tahun sebelumnya.
“Lansia yang nomor porsinya belum keluar akan diprioritaskan, dengan syarat telah terdaftar selama lima tahun. Sebanyak 100 lansia ini ditentukan oleh sistem, berdasarkan urutan usia dari yang tertua hingga termuda,” jelas Muchlis, di ruang kerjanya, Senin, 6 Januari 2025.
Selain itu, kuota petugas haji juga tetap seperti tahun lalu, yakni lima pembimbing ibadah (KBIHU) dan 18 petugas haji daerah (PHD). Namun, ada perubahan komposisi petugas haji, pemerintah Kerajaan Arab Saudi menetapkan bahwa jumlah petugas haji hanya satu persen dari total jemaah, sehingga Indonesia hanya memiliki 2.100 petugas dari total 210 ribu jemaah.
“Dengan komposisi ini, kemungkinan setiap kloter hanya akan diisi tiga petugas, satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah, dan satu petugas kesehatan, apakah dokter atau perawat. Ini berbeda dari tahun sebelumnya yang menyediakan lima petugas per kloter,” tambahnya.
Selan itu, untuk memastikan keberangkatan berjalan lancar, pihak Kemenag Sulteng kini tengah melakukan verifikasi data jemaah, termasuk 100 jemaah lansia prioritas. Setelah proses ini selesai, dokumen perjalanan, seperti paspor dan data biometrik, akan dipersiapkan.
“Mulai 18 Februari, proses pemvisaan akan dimulai hingga April, sebelum keberangkatan jemaah di bulan Mei. Kami memastikan semua dokumen, terutama visa, sudah lengkap sebelum keberangkatan,” ujar Muchlis.
Ia juga menekankan pentingnya proses bio visa yang bakal dilakukan di tingkat kabupaten dan kota. Proses ini mencakup perekaman data biometrik jemaah sebagai syarat penerbitan visa.
“Kami ingin memastikan seluruh jemaah dapat berangkat dengan tenang dan dokumen yang lengkap,” pungkasnya. (del)