Perkuat Kerukunan Umat Beragama, FKUB Sulteng Serap Masukan Agama Budha

FKUB
Ketua FKUB Sulteng, Prof. KH. Zainal Abidin, saat menyampaikan sambutan saat menyerap masukan dari umat agama Budha di Sulteng, baru-baru ini. (FOTO: IST)

ELSINDO, PALU- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyerap aspirasi, saran, dan masukan dari umat Agama Budha yang ada di Sulteng, dalam rangka memperkuat dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama di provinsi tersebut.

Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah Prof. KH. Zainal Abidin, di Kota Palu, Jumat, mengemukakan bahwa FKUB Sulteng berkepentingan untuk bersinergi dengan pimpinan dan umat Agama Budha, dalam rangka pembinaan umat untuk meningkatkan kualitas kerukunan.

“Oleh karena itu, FKUB menyerap saran dan masukan, serta aspirasi umat Budha terkait strategi meningkatkan kerukunan umat beragama,” kata Zainal Abidin yang merupakan Pakar Pemikiran Islam Modern, baru-baru ini.

Upaya FKUB Sulteng menyerap aspirasi, saran, dan masukan dari pimpinan dan umat Budha, dilakukan oleh FKUB melalui program muhibbah kerukunan. Lewat program ini, FKUB Sulteng bersilaturahim dan dialog dengan pimpinan dan umat Buddha.

Silaturahim FKUB Sulteng ke pimpinan dan umat Budha, dipimpin langsung oleh Ketua Prof. KH. Zainal Abidin dan Sekretaris Doktor Haji Munif Aziz Godal, berlangsung di Vihara Eka Dharma Manggala, di Kota Palu. Kehadiran pengurus FKUB Sulteng disambut oleh Pandita dan Pengelola Vihara Eka Dharma Manggala Romo Willem Chandra.

“Oleh karena itu silaturahim ini bukan sekedar silaturahim biasa, melainkan silaturahim kebangsaan untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama,” ujarnya.

Dalam pertemuan, Prof. Zainal mengemukakan, meningkatkan kualitas kerukunan perlu dilakukan dengan penguatan lima strategi yakni FKUB dan Budha harus gencar meningkatkan paradigma umat untuk menerima perbedaan.

Ia mengatakan, para tokoh agama harus menyampaikan kepada umat bahwa realitas keberagaman dalam kehidupan masyarakat adalah keniscayaan.

“Keberagaman ini berdampak langsung pada lahirnya perbedaan. Semakin heterogen masyarakat, semakin banyak perbedaan yang muncul. Kemudian, meningkatkan kualitas kerukunan tidak dengan menghilangkan perbedaan. Sebaliknya, kerukunan dapat diwujudkan melalui pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan,” katanya.

Strategi kedua, mengedepankan persamaan. Setiap agama, menurut Profesor Zainal, memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan agama lain. Namun, dari segi pesan moral yang bersifat sosiologis terlihat jelas nilai-nilai humanis universal yang disepakati semua agama.

Ketiga, tokoh lintas agama harus menyampaikan kepada umat agar sesama umat beragama harus saling percaya dan memahami.

Keempat penguatan pemahaman mengenai moderasi beragama dan implementasinya,

“Strategi kelima harus diikutkan dengan kesadaran global, bahwa kerukunan umat beragama adalah kebutuhan semua pihak,” tuturnya.

Sekreatris FKUB Provinsi Sulteng, Dr. Munif Aziz Godal menerangkan, sebelum FKUB melalui program muhibbah kerukunan, juga telah bersilaturahim dan dialog dengan GPdI, GPID, GKST, Katolik, dan Bala Keselamatan.

“Dalam silaturahim dan dialog inilah, FKUB menyerap masukan, saran, dan aspirasi dari agama – agama, untuk memperkuat kerukunan di Sulteng,” ujar Munif Godal. (*/del)