PARIMO, ELSINDO– Isak haru menyelimuti tepian Sungai Desa Lambunu, Kecamatan Bolano Lambunu, Minggu (20/4/2025) siang. Setelah dua hari pencarian tanpa henti, Tim SAR Gabungan bersama warga akhirnya menemukan jasad Ismawati Pania (13), gadis kecil yang hanyut saat berenang bersama sepupunya.
Jasad Ismawati ditemukan sekitar pukul 13.45 WITA, dalam kondisi tak bernyawa, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal ia dinyatakan hilang. Momen evakuasi itu disaksikan langsung oleh warga yang sejak Jumat sore setia menunggu dan ikut mencari, berharap keajaiban datang.
“Saya ikut dari hari pertama. Rasanya seperti kehilangan anak sendiri,” tutur Ibu Lela (48), warga setempat yang ikut membantu pencarian. “Kami semua berharap ia ditemukan dalam keadaan selamat, tapi Tuhan berkehendak lain.”
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Muh. Rizal, S.H., menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menunjukkan solidaritas dan kepedulian luar biasa.
“Operasi ini berhasil berkat kerja sama luar biasa antara SAR, aparat desa, dan masyarakat. Kami turut berduka sedalam-dalamnya, dan terima kasih kepada semua yang terlibat,” ujarnya.
Pencarian melibatkan unsur SAR gabungan, termasuk Unit Siaga SAR Tolitoli, Polsek Lambunu, Babinsa, BPBD, serta masyarakat yang sejak hari pertama menyusuri aliran sungai dengan alat seadanya, bahkan berjalan kaki di tengah medan yang licin dan berbatu.
Sebelumnya, Ismawati dilaporkan hanyut pada Jumat sore (18/4) saat bermain dan mandi di sungai bersama sepupunya. Diduga karena arus yang kuat, ia terbawa derasnya air dan menghilang dari pandangan. Sejak saat itu, keluarga, aparat desa, dan warga sekitar langsung bergerak melakukan pencarian, meski sempat terkendala cuaca dan medan.
Jasad Ismawati kini telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di desa kelahirannya. Sementara itu, operasi SAR secara resmi dinyatakan ditutup dan seluruh tim dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam, namun juga menunjukkan betapa kuatnya rasa kemanusiaan dan solidaritas warga Lambunu.
“Dia anak yang ceria dan rajin mengaji. Kami semua merasa kehilangan,” kata Ustaz Haji Salman, salah satu tokoh masyarakat setempat.(**)