ELSINDO, SIGI– Masyarakat Dusun Kangkuro, Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah daerah terkait kondisi infrastruktur yang rusak parah. Keluhan tersebut disampaikan langsung oleh tokoh masyarakat Dusun Kangkuro, Tambogo, kepada Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, dalam kegiatan penutupan tambang ilegal di wilayah tersebut, Minggu, 27 April 2025.
Dalam kesempatan itu, Tambogo menekankan pentingnya perbaikan Dermaga Wongkodono dan jalan akses menuju Dusun Kangkuro, mengingat kedua fasilitas tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata.
“Kami berharap pemerintah segera memperbaiki dermaga dan jalan ini. Wongkodono seharusnya menjadi pintu masuk wisata, bukan menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Tambogo di hadapan Bupati Rizal.
Menanggapi aspirasi masyarakat, Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae menyampaikan bahwa perbaikan dermaga dan jalan di Kecamatan Lindu, termasuk Dusun Kangkuro, telah menjadi perhatian pemerintah daerah.
“Pemerintah akan melakukan perbaikan secara bertahap. Kami memahami pentingnya akses ini, baik untuk mobilitas masyarakat maupun pengembangan potensi wisata daerah,” ujar Rizal.
Pantauan jurnalis di lapangan memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan.
Perjalanan dari Dermaga Desa Tomado menuju Dermaga Wongkodono membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan kapal penumpang.
Namun, akibat kondisi dermaga yang tidak memadai, penumpang harus terlebih dahulu menaiki perahu kecil untuk mencapai dermaga Wongkodono. Hal ini tentu menyulitkan, terutama bagi warga yang membawa barang atau atau motor.
Dari Dermaga Wongkodono ke Dusun Kunkuro, perjalanan dilanjutkan menggunakan jasa ojek motor dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.
Jalur yang dilalui penuh dengan jalan berlumpur, menyeberangi sungai kecil, dan melintasi jembatan kayu yang kondisinya sangat membahayakan pengguna kendaraan bermotor.
Biaya transportasi ojek untuk pulang pergi pun cukup tinggi, yakni sekitar Rp250 ribu, mengingat beratnya medan yang harus dilalui.
Salah seorang tukang ojek setempat mengungkapkan bahwa kondisi jalan tersebut sudah berlangsung lama tanpa adanya perbaikan berarti.
“Kalau hujan, jalan ini semakin parah. Motor sering terjebak lumpur. Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah,” katanya.(**)